Sabtu, 17 September 2011

Menyikapi Surat Kaleng

Adalah hal yang lumrah jika seseorang yang menduduki jabatan mendapatkan fitnah melalui surat kaleng, istilah SURAT KALENG ditujukan kepada surat yang dikirim oleh seseorang yang tidak jelas identitasnya atau tidak dikenal atau annonymus singkatnya surat tanpa nama. Tempo dulu surat kaleng biasanya ditujukan kepada atasan langsung dari pejabat yang disasar, kepada team pemeriksa atau pejabat tertinggi atau atasan tidak langsung yang ada di tempat dimana pejabat itu bertugas

Baru-baru ini telah terjadi kembali penemuan selebaran SURAT KALENG yang ditujukan kepada APARAT DESA terutama kepada KEPALA DESA / KUWU GUNUNGLARANG Bpk. SALPUDIN. Isi surat kaleng antara lain selain mempertanyakan arah aliran dana ADD DESA GUNUNGLARANG juga mempertanyakan banyak hal yang kiranya kurang pantas untuk ditulis di sini.

Menyikapi SURAT KALENG tersebut, Kepala Desa / Kuwu GUNUNGLARANG acuh tak acuh saja. Sudah bosan barangkali dengan isu-isu murahan yang dilayangkan dalam SURAT KALENG tersebut yang memang sudah beberapa kali dilakukan oleh orang-orang yang kurang senang terhadap Pemerintahan Desa. Namun demikian, agar tidak terjadi hambatan terhadap pembangunan yang sedang dilaksanakan, BAPAK CAMAT BANTARUJEG pun turun tangan memberikan penjelasan kepada masyarakat GUNUNGLARANG.

Dalam penjelasannya CAMAT BANTARUJEG menyebutkan;'Jika saja masyarakat tidak setuju dengan pembangunan, atau ada hal-hal yang memang perlu diluruskan, maka sebaiknya itu dimusyawarahkan. Apabila hal tersebut sudah tidak mampu dimusyawarhkan, maka silahkan untuk datang ke KANTOR CAMAT BANTARUJEG untuk mengajukan keluh kesahnya. Jangan sampai dengan mengirim dan menyebarkan SURAT KALENG. Apalagi ditujukan langsung kepada BUPATI MAJALENGKA sekaligus kepada POLRES MAJALENGKA. Hal tersebut selain tidak etis, juga pada akhirnya SURAT KALENG tersebut akan datang juga ke CAMAT BANTARUJEG. Mengapa? Karena SURAT KALENG yang belum tentu kebenarannya, tidak akan diperhatikan oleh Bupati dan juga Polres'.

Memang benar, menurut hemat Aa juga demikian. Untuk apa sih membuat SURAT KELANG? Itu hanya akan menunjukan kepada dunia lain, bahwa kita adalah seorang PENGECUT. Kenapa? Jika memang benar apa yang diisukan dalam SURAT KALENG itu benar, kenapa tidak untuk dibawa ke forum musyawarah di BALAI DESA?. Saya yakin, apabila memang benar, terdapat bukti dan saksi yang kuat, maka yakin masyarakat-pun akan MENDUKUNG. Pasti..!!!

Marilah mengkritik dengan etis. Mengkritik dengan tujuan membangun bukan untuk menghancurkan. Kebaikan akan kita rasakan bersama manfaatnya, begitupun dengan keburukannya apabila kita lalai atau bahkan sengaja.

2 komentar: